Hari Jadi Garut
logo Garut jaman dulu |
Entitas dengan sebutan Garut (Garoet) yang pertama-tama
muncul dalam sejarah itu bukanlah nama sebuah kabupaten, tapi sebuah wilayah
perkotaan yang menjadi ibukota kabupaten Limbangan. Baru kemudian, muncul nama
“kabupaten Garoet”. Nah, tanggal 16 Pebruari diperingati sebagai “Hari Jadi
Garut”, bukan “Hari Jadi Kabupaten Garut”. Pertanyaannya, mengapa harus “Hari
Jadi Garut”? Mengapa bukan “Hari Jadi Kabupaten Garut”?
Sebelum ditetapkan tanggal 16 Pebruari itu, “Hari Jadi
(Kabupaten) Garut” ini ternyata pernah gonta ganti tanggal. Pernah suatu
ketika, Hari Jadi (Kabupaten) Garut ini diperingati setiap tanggal 17 Mei.
Kemudian, tanggal 15 September. Kemudian, setiap tanggal 17 Maret. Dan
kemudian, tanggal 16 Pebruari. Hehe… masa iya hari jadi bisa gonta ganti,
emangnya baju.
Tapi orang-orang sepertinya kurang puas terhadap kenyataan
ini. Mungkin tahun 1913 dianggap kurang tua? Atau, tanggal 17 Mei dianggap
bukan angka yang bagus? Hehe…
Rupanya, yang dicari kemudian adalah “Hari Jadi Garut”,
bukan “Hari Jadi Kabupaten Garut”. Pada tahun 1963, sebuah tim dibentuk untuk
mencari asal usul Garut. Tim ini menetapkan Hari Jadi Garut adalah tanggal 15
September 1813, sebagai awal “berdirinya” Garut, dengan merujuk pada
“peresmian” jembatan Leuwidaun sebagaimana tanggal yang tertulis pada prasasti
di jembatan itu. Tim itu menduga, pembangunan jembatan itu merupakan tonggak
pendirian “kota” Garut. Oleh karena itu, tim berkesimpulan bahwa 15 September
1813 adalah Hari Jadi “Garut”. (Tentang pembangunan jembatan Leuwidaun, lihat
Riwajat Pembikinan Djembatan Leuwidaoen Tahoen 1939).
Beberapa tahun kemudian, pemerhati sejarah meragukan
penetapan tanggal 15 September 1813 itu. Pasalnya, tanggal tersebut mungkin
hanya mengacu pada peletakan batu pertama saja, bukan mengacu pada “berdirinya
kota Garut”. Maka, pada tahun 1972, Pemerintah Kabupaten Garut kembali
membentuk tim untuk mengkaji ulang “Hari Jadi Garut”. Tim ini berpatokan pada
dua data, yaitu besluit Gubernur Jendral Hindia Belanda tanggal 16 Februari
1813 tentang pembentukan kembali kabupaten Limbangan, dan mengangkat RAA
Adiwijaya sebagai Bupati Limbangan. Selain itu, berpegang juga pada tanggal 15
September 1813 yang tertera pada jembatan Leuwidaun. Tim ini menduga, pendirian
kota Garut terjadi antara 16 Februari 1813 dan 15 September 1813. Dengan
mengacu pada tradisi masyarakat Jawa, tanggal 14 Mulud merupakan kesempatan
yang baik memulai sesuatu sehingga tanggal itu disakralkan. Maka, tim ini berkesimpulan
bahwa “Hari Jadi Garut” adalah tanggal 14 Mulud 1228, atau bertepatan dengan
tanggal 17 Maret 1813. Kesimpulan tim ini ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II Garut Nomor 11 tahun 1981 tentang Penetapan Hari
Jadi Garut.
Tanggal 10 Maret 2009 diselenggarakan lagi seminar “mengkaji
Ulang Hari Jadi Garut”. Sejak tahun 2004 sebetulnya sudah muncul keraguan atas
penetapan tanggal 17 Maret sebagai “Hari Jadi Garut”. Pasalnya, penetapan Hari
Jadi Garut yang jatuh pada 17 Maret 1813 itu dianggap kurang ilmiah dan tidak
berpijak pada fakta sejarah, sebab diambil berdasarkan perkiraan saja. Hasil
seminar itu ditindaklanjuti dengan penelitian untuk mencari tanggal yang tepat
sebagai “Hari Jadi Garut”. Hasilnya, tanggal 16 Februari 1813 dianggap saat
yang paling tepat secara ilmiah untuk ditetapkan sebagai Hari Jadi Garut, dan
diresmikan dalam PERDA Kabupaten Garut No. 30 Tahun 2011 tentang Hari Jadi
Garut.
Anda tahu? Di tanggal 16 Pebruari 1813 itu belum ada wilayah
dengan nama “Garoet”. Tanggal 16 Pebruari 1813 itu adalah tanggal terbit
besluit Gubernur Jendral Hindia Belanda tentang pembentukan kembali kabupaten
Limbangan, dan mengangkat RAA Adiwijaya sebagai Bupati Limbangan. Ibukotanya di
Suci.
Bupati RAA Adiwijaya menganggap daerah Suci kurang layak
dijadikan sebagai ibukota kabupaten. Maka, dia memerintahkan pencarian calon
ibukota yang baru: di sebelah timur sekitar Cimurah atau di sebelah barat,
Garut sekarang. Dari hasil penelusuran, dianggap daerah sebelah barat Suci itulah
yang layak untuk dikembangkan sebagai kota. Konon, nama “garut” muncul saat itu
gara-gara ada seseorang Belanda tergores hingga terlontar kata kakarut yang
dilafalkan jadi “gagarut”, hingga kemudian “Garut” dijadikan nama tempat itu.
Kapan itu terjadi? Belum jelas. Terus, kapan tepatnya daerah yang kemudian
dikenal sebagai kota Garut itu mulai dibangun? Belum jelas juga. Pokoknya,
antara tanggal 16 Pebruari 1813 dan 15 September 1813. Kitu cenah…
babancong sebagai icon Garut (Judul: Woning van de regent van Garut met op de achtergrond de vulkaan Tjikoeraj, Sumber: Tropenmuseum) |
Jadi, sudah tepatkah tanggal 16 Pebruari 1813 ini dianggap sebagai
“Hari Jadi Garut”?
penulis : Mang Naratas
Comments
Post a Comment